WELCOME to My Blog

Jumat, 10 Agustus 2012

Lihat juga koleksi cincin kawin yg qt punya

mengapa cincin kawin di pasang di jari manis ???

Selama ini yang kita tahu adalah bahwa kalo orang menikah terus pada tuker cincin, cincin ditempatkan di jari manis. Kenapa bisa begitu? Falsafah cina kuno berikut ini menjelaskan fenomena tersebut. Ikuti langkah berikut ini. Pertama, tunjukkan telapak tangan anda, jari tengah ditekuk ke dalam Kemudian, 4 jari yang lain pertemukan ujungnya. Permainan dimulai, lima (5) pasang jari tetapi hanya 1 pasang yang tidak terpisahkan… Cobalah membuka ibu jari anda, ibu jari menwakili orang tua, ibu jari bisa dibuka karena semua manusia mengalami sakit dan mati. Dengan demikian orang tua kita akan meninggalkan kita suatu hari nanti.Tutup kembali ibu jari anda. Kemudian buka jari telunjuk anda, jari telunjuk mewakili kakak dan adik anda, mereka memiliki keluarga sendiri, sehingga mereka juga akan meninggalkan kita.Terus tutup kembali jari telunjuk anda. Buka jari kelingking, yang mewakili anak-anak. cepat atau lambat anak-anak juga akan meninggalkan kita.Selanjutnya, tutup jari kelingking anda. Nah, sekarang bukalah jari manis anda tempat dimana kita menaruh cincin perkawinan anda, anda akan heran karena jari tersebut tidak akan bisa dibuka. Karena jari manis mewakili suami dan istri, selama hidup anda dan pasangan anda akan terus melekat satu sama lain. Ini kebetulan gak sih? Ah, itu gak penting, yang paling penting saat kita udah dapat pasangan, suami, istri, ya … setialah. mencintai dengan sepenuh hati.

Sejarah Cincin Kawin

Sejarah Cincin Kawin Sekarang ini kita menganggap cincin kawin sebagai sesuatu yang wajar. Namun, tradisi memberi cincin kawin sendiri telah berjalan berabad-abad yang lalu. Rumput yang dianyam, kemungkinan yang pertama dipakai sebagai ikatan perkawinan. Cincin pertunangan bermata berlian pertama kali digunakan menjelang abad ke-15, yaitu cincin pertunangan yang diberikan Pangeran Maximillian dari Austria kepada Mary of Burgundy. Intan yang pertama kali ditemukan lebih dari 2000 tahun yang lalu itu hingga kini dianggap sebagai batu penghias terbaik. Ini disebabkan daya tahan alami yang dimiliki intan tersebut (Adamas = tak terkalahkan), sehingga menjadi lambang keberanian yang tak terkalahkan. Intan yang dikenal sebagai batu mulia terkeras itu kemudian dipakai sebagai simbol cinta abadi sepasang manusia. Sinar yang terpancar dari dalam intan juga dipandang sebagai gelora cinta. Pada abad ke-16, cincin model baru tersebut disebut Gimmel atau cincin kembar menjadi trend. Ketika menikahi Catherine Bara, Martin Luther menggunakan cincin model ini. Pada abad ke-17, cincin kembar dihiasi dengan simbol romantis lainnya, dua tangan yang sedang berpegangan (lambang kesetian orang Italia). Kadang-kadang masih ditambahi dengan intan berbentuk hati dan anak panah Dewi Asmara. Cincin Tandan (bertingkat) juga sangat populer. Biasanya di tengahnya ada batu yang dikelilingi intan-intan kecil. Di abad ke-18, memahatkan syair pada cincin kawin menjadi trend. Menjelang akhir abad ke-18, pahatan cinta tidak lagi ditulis di dalam cinta tetapi dipahat di luar cincin. Sesudah abad ke-19, intan semakin mudah diperoleh dengan ditemukannya tambang-tambang baru sejalan dengan revolusi industri. Akibatnya, lambang status ini semakin banyak dipakai masyarakat umum. Pada akhir abad ke-19, orang lebih mengutamakan batuannya sendiri daripada cincinnya. Awal abad ke-20, platina mulai disukai karena lebih kuat daripada perak maupun emas dan bisa memegang intan dengan baik. Tradisi cincin intan berlangsung dari abad ke abad dan selalu muncul bentuk-bentuk baru. Cincin Tandan, Soliter, dua tangan yang menggenggam hati, ini semua merupakan motif yang menjadi simbol dan komitmen cinta dari cincin pertunangan dan perkawinan. Selama ini kita hanya tahu bahwa yang namanya cinta adalah suatu perasaan yang mendasari seseorang untuk menjalin hubungan dengan orang lain.